Sudah pensiun jadi pelajar sekolah
teringat dengan hal yang jarang diterapkan dalam system pengajaran sekolah.
Wajib belajar 9 tahun tapi, seperti tidak menjadikan soft skill (keterampilan) kita berkembang, meningkat, bahkan
beberapa dari kita merasa tidak memiliki soft
skill dalam dirinya.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Kira-kira letak masalahnya dimana? Letak masalahnya, terdapat pada system
pengajaran yang monoton atau hanya memfokuskan pada materi saja, tanpa
mementingkan adanya praktek. Berdasarkan salah satu sumben yaitu Kompas Beyond
Blogging mengatakan bahwa “Pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak
mempunyai inovasi didalam penyampaian pembelajaran, supaya pembelajaran tidak
membosankan dan tujuan pembelajaran tercapai”. Selain itu, Bapak Joko Widodo
sebagai presiden kita juga mengutarakan tanggapannya mengenai sistem
pindidikan, beliau mengatakan "kalau tidak kira rombak dan ubah secara
total system pendidikan di Indonesia, maka dibutuhkan 128 tahun untuk bisa
menyamai negara-negara maju saat ini sebagaimana yang ditulis oleh seorang
professor dari Harvard” kata preside Jokowi menanggapi ungkapan seorang peserta
dari ruang guru yang hadir dalam acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, di istana
kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu pagi (28/10/2018). Pendidika khususnya
guru dalam penyampaian yang monoton, tidak menggairahkan peserta didik untuk
mengikuti berlangsungnya pembelajaran.
Seharusnya pendidik selalu
berinovasi atau variasi dalam menyampaikan materi karena bertujuan untuk
menarik perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan. Namun, faktanya diera
sekarang ini para pengajar lebih mementingkan atau terfokus pada materi dan
tugas. Sebagai contoh nyata dikehidupan sekarang ini adalah para pengajar
terlalu sering membahas latihan soal, lalu siswa akan berpikir latihan soal
tersebut yang akan muncul, mereka pun akan mengahafal pola latihan soal
tersebut tetapi, dasar dari materi
pelajarannya tidak dipahami dengan baik. Akhirnya, ketika diberikan latihan
dengan soal yang sma dengan pola yang berbeda, siswa tersebut tidak begitu
menguasai soal tersebut. Hal ini disebabkn oleh system pengajaran yang monoton,
sehingga siswa menjadi kurang menguasai sebuah materi. Disekolah siswa bukan
hanya diajarkan menjawab soa tetapi, juga diajarkan untuk melatih potensi dalam
pengembangan ketrampilan diri.
Apakah hanya dengan materi dan tugas
dapat membentuk soft skill? Tentu
tidak. Jika demikian, maka siswa akan mengalami kesulitan saat mengembangkan
kemampuannya dibidang apa pun. Inilah yang menjadi masalah bagi para siswa di
masa sekarang dan di masa yang akan datang, siswa tidak mampu mengembangkan
hasil dari pembelajaran. Selain itu, tanpa adanya soft skill maka seseorang akan merasa tidak percaya diri dan merasa
pesimis bila bertemu orang lain yang memiliki soft skill. Karena sejatinya setiap orang pasti memiliki soft skill di dalam dirinya, dan untuk
mendapatkan hal tersebut siswa perlu berkreasi, bukan hanya sekedar materi dan
tugas terus menerus.
Harapanya, adanya kebijakan yang
diterapkan oleh kepala sekolah berupa system pengajaran oleh guru yang
mengutamakan pengembangan soft skill
didalam diri siswa, sehingga selain kemampuan akademik siswa juga memiliki
kemampuan soft skill yang baik.